Ten Hag Tidak Pernah Menyarankan Varane Pensiun Dari Timnas Prancis

Ten Hag Tidak Pernah Menyarankan Varane Pensiun Dari Timnas Prancis

Ten Hag Tidak Pernah Menyarankan Varane Pensiun Dari Timnas Prancis Manajer Manchester United yakni Erik ten Hag, menegaskan bahwa dirinya tak pernah menyarankan sosok Raphael Varane untuk pensiun dari timnas Prancis. Ten Hag memastikan bahwa Varane mengambil keputusannya sendiri.

Raphael Varane sendiri belum lama ini mengonfirmasi bahwa dirinya memutuskan untuk pensiun dari timnas Prancis. Keputusan tersebut sontak membuat Varane mengakhiri masa pengabdiannya selama sembilan tahun untuk Les Bleus. Di sisi lain, keputusan yang diambil oleh Varane akan memberikan suatu dampak bagus untuk Man United sebab dia akan jauh lebih fokus di level klub. Sontak apakah ada peran Erik ten Hag di balik keputusan sang pemain?

Mengenai hal tersebut, Ten Hag memastikan bahwa dirinya sama sekali tak punya peran di balik keputusan Varane. Ten Hag menegaskan bahwa Varane mengambil suatu keputusan atas inisiatif sendiri walau sebelumnya sang pemain telah memberi tahu hal itu kepada dirinya.

Baca Juga: Begini Tanggpan Rashford, Ditanya Perihal Rahasia Ketajamannya Di MU

“Saya tak pernah membicarakannya dengan dia,” ucap Ten Hag terhadap MUTV.

“Rapha pemain yang berpengalaman, dia mengambil keputusannya sendiri. Namun dia memberi saya informasi bahwa dia berniat melakukan hal tersebut.”

“Saya cuma bisa mengatakan rasa hormat saya yang mendalam untuk kariernya hingga saat ini.”

Walau sudah memutuskan pensiun dari timnas dan sudah meraup segalanya di level klub serta negara, tapi Ten Hag mengaku sangat percaya Varane masih memiliki rasa lapar untuk merengkuh jauh lebih banyak trofi.

“Masih banyak hal yang dapat dia berikan karena dia sangat ambisius,” ujarnya melanjutkan.

“Dia memiliki keinginan untuk menjadi juara bersama Man United,” pungkasnya.

Lloris Umunkan Sah Berhenti Dari Timnas Prancis

Lloris Umunkan Sah Berhenti Dari Timnas Prancis

Lloris Umunkan Sah Berhenti Dari Timnas Prancis Kapten Tottenham dan timnas Perancis yakni Hugo Lloris telah memutuskan untuk pensiun dari sepak bola internasional. Federasi Sepak Bola Prancis telah mengumumkan keputusan sang kiper tersebut melalui sebuah pernyataan pada hari Senin lalu (09/01) malam kemarin waktu setempat.

Penjaga gawang timnas Prancis dan juara Piala Dunia tahun 2018, Hugo Lloris sudah memutuskan pensiun dari sepak bola internasional di usianya yang ke-36. Kapten Tottenham sudah menorehkan rekor penampilan terbanyak bersama Les Bleus dengan sebanyak 145 caps dan 121 di antaranya ia menjadi kapten.

Federasi Sepak Bola Perancis telah mengkonfirmasi kabar tersebut pada hari Senin malam dengan merilis sebuah pernyataan, mendaftar semua penghargaan yang telah diraihnya melalui Twitter dan menambahkan: “Seorang legenda, Bravo dan Terima Kasih untuk segalanya Hugo.”

Dan diperluas melalui sebuah pernyatan via halaman resmi mereka yang berbunyi: “Usai lebih dari 14 tahun yang dihabiskan dengan jersey tim Perancis, Hugo Lloris sudah memutuskan untuk mengakhiri karier internasionalnya.

“Kiper dan kapten Les Bleus sudah meresmikan keputusannya pada hari Senin tanggal 9 Januari.”

Lloris menjalani debut internasionalnya di usia 21 pada pertandingan persahabatan melawan Uruguay pada tahun 2008 dan merupakan bagian dari Les Bleus yang memenangkan Piala Dunia 2018.

Baca Juga: Walau Mahal, Man United Dikatakan Harus Hadirkan Kane

Ia bermain dalam empat Piala Dunia merupakan rekor bersama untuk Les Bleus, pada 2010,2014, 2018 dan 2022, di mana timnya kalah 4-2 dari Argentina melalui adu penalti di final bulan kemarin.

Di Qatar ia memecahkan rekor Lilian Thuram sebagai pemain dengan penampilan terbanyak untuk Les Bleus dan ia juga memegang rekor pemain dengan penampilan terbanyak di Piala Dunia dengan sebanyak 20 caps untuk timnas negaranya.

Lloris yang menorehkan lima clean sheet dalam 17 pertandingan Premier League untuk Tottenham hingga sejauh ini di musim 2022/23, memulai kariernya di Nice dan melakoni debutnya pada 2005 sebelum pindah ke Lyon pada 2008.

Ia bergabung dengan Spurs pada 2012 dan memperpanjang kontraknya pada Januari 2022 meneken kontrak berdurasi dua setengah tahun yang akan mengikatnya dengan klub London utara hingga musim panas tahun 2024.

Timnas Prancis Dikatakan Calon Kuat Juara Piala Dunia 2022

Timnas Prancis Dikatakan Calon Kuat Juara Piala Dunia 2022

Timnas Prancis Dikatakan Calon Kuat Juara Piala Dunia 2022 Sang legenda timnas Prancis yakni Vincent Candela, memberikan tanggapan terkait akan pertandingan final Piala Dunia tahun 2022 antara Les Bleus kontra timnas Argentina. Pada pertandingan tersebut, Candela mengatakan Prancis sebagai calon kuat untuk menjadi juara dunia.

Timnas Prancis akan menjalani pertandingan final Piala Dunia tahun 2022 dengan menantang timnas Argentina di Lusail Stadium, Minggu (18/12) malam nanti WIB. Pertandingan tersebut sendiri dipastikan akan berjalan seru sebab kedua tim akan berupaya untuk meraih kemenangan demi menjadi yang terbaik.

Jelang pertandingan tersebut, Vincent Candela sontak saja memberikan perkiraan terkait akan tim mana yang akan menjadi juara. Candela mengatakana Les Bleus punya kesempatan paling besar untuk menjadi juara sebab  memiliki kualitas serta kondisi fisik yang lebih baik daripada Argentina.

Baca Juga: Penampilan Apik Alvarez Peroleh Pujian Dari Messi

“Prancis ialah favorit, namun saya tak mengatakannya sebab saya orang Prancis. Mereka punya kualitas lebih dan bahkan memiliki fisik jauh lebih baik,” ucap Candela.

Pada peluang yang sama, Candela juga memberikan tanggapan terkait pertemuan antara Lionel Messi dan Kylian Mbappe yang kini tengah bersaing di puncak top skor sementara. Keduanya tercatat sudah mengemas lima gol di Qatar 2022.

“Namun akan sangat menarik untuk melihat persaingan antara Messi dan Mbappe. Kylian Mbappe adalah pemain masa depan, sedangkan Lionel Messi merupakan pemain jenius. Sekarang terlalu dini untuk mengatakan apakah Mbappe adalah pewarisnya, tetapi dia pasti memulai dengan baik,” pungkasnya.

Mbappe Cuma Ada Satu, Bintang Inggris Tak Mau Disamakan

Mbappe Cuma Ada Satu, Bintang Inggris Tak Mau Disamakan Bukayo Saka tak ingin terlena dengan anggapan bahwa penampilan Inggris nya kini sebanding dengan Kylian Mbappe selama perjalanan Prancis menuju kejayaan Piala Dunia pada tahun 2018.

Bintang Arsenal yakni Saka sudah menjadi pemain favorit Gareth Southgate sejak melakukan debutnya di Three Lions pada tahun 2020 silam.

Dia sudah mencetak tiga gol di turnamen ini, gol yang terbaru datang dalam kemenangan 3-0 hari Minggu lalu (04/12) melawan Senegal di sesi 16 besar Piala Dunia.

Ujian berikutnya untuk Inggris ialah Prancis di perempat final.

Berbicara terhadap media pada hari Senin (05/12), Saka mengatakan bahwa penampilannya saat ini tidak mencerminkan Mbappe dari kemenangan Les Bleus empat tahun kemarin, yang membuatnya meraih penghargaan pemain muda terbaik pada turnamen sebelumnya di Rusia.

Baca Juga: Grealish Menyesal Sempat Mengolok-ngolok Miguel Almiron

“Terima kasih atas pujian Anda, namun tidak saya pikir hanya ada satu Kylian Mbappe!” kata Saka.

“Pada saat yang bersamaan cuma ada satu saya. Saya hanya ingin menjadi diri saya sendiri dan membantu tim saya dengan cara terbaik yang saya bisa.

“Ada banyak pemain muda di turnamen ini, saya dapat mengatakan begitu banyak. Bahkan di tim kami, ada sebuah pemain muda yang melakukannya dengan sangat baik yakni Jude Bellingham.

“Saya bahagia kita semua ada di sini dan melakukannya dengan baik. Prioritasnya ialah memenangkan turnamen daripada menjadi pemain turnamen atau pemain muda terbaik turnamen.”

Inggris menjadi salah satu favorit juara Piala Dunia 2022, namun sebelum dapat mencapai semifinal, mereka harus melewati Prancis terlebih dahulu.

Menolong Perancis Bersinar Pada Piala Dunia 2022, Mbappe Masuk Buku Rekor

Menolong Perancis Bersinar Pada Piala Dunia 2022, Mbappe Masuk Buku Rekor Kylian Mbappe sendiri mencatatkan namanya di buku rekor selepas membantu timnas Perancis tampil gemilang di Piala Dunia 2022. Striker 23 tahun tersebut memulai turnamen besar sepak bola dunia tersebut dengan impresif selepas menyumbangkan sebanyak tiga gol dalam dua pertandingan pertama melawan Australia dan juga Denmark.

Kylian Mbappe sendiri menuliskan namanya dalam sebuah buku rekor serta membuktikan diri bahwa ia merupakan salah satu pemain terbaik di Piala Dunia ini. Striker yang berusia 23 tahun tersebut mencetak dua gol yang memastikan Prancis menjadi salah satu tim pertama yang lolos ke sesi gugur dan sang juara bertahan masih akan terus melaju.

Baca Juga: Mantan Pelatih Timnas Inggris Menyarankan Maguire Pergi Dari MU

Bintang Paris Saint-Germain yakni Mbappe masih 23 tahun tapi ia sudah menyumbangkan sebanyak 31 gol untuk timnas negaranya dan 14 di antaranya terjadi dalam 12 pertandingan terakhir untuk Les Bleus yang sekaligus menunjukkan ia tengah dalam penampilan terbaiknya di Qatar. Sang striker sendiri merupakan pemain kedua setelah Pele yang mencetak tujuh gol di Piala Dunia sebelum berusia 24 tahun dan di level ini ia masih dapat  memecahkan rekor lain. Ia baru akan menginjak 24 tahun dua hari setelah final Piala Dunia 2022.

Kecepatan, beberapa gol dan kecemerlangan sang striker yang membawa Perancis meraih kejayaan di Piala Dunia 2018 lalu walau banyak pemain andalan yang cedera, tapi Les Bleus kelihatannya punya skuat terbaik dan dalam diri mereka memiliki seorang striker dengan segala sesuatunya. Luar biasanya Denmark sebelumnya mengalahkan tim besutan Didier Deschamps di dua pertandingan terakhir di awal tahun ini di Liga Negara UEFA.

Guendouzi Katakan Antoine Griezmann Sebagai Sosok Pemain Serba Bisa

Guendouzi Katakan Antoine Griezmann Sebagai Sosok Pemain Serba Bisa Berbicara terhadap konferensi pers jelang pertandingan Prancis melawan Denmark, Matteo Guendouzi secara khusus membahas ketidakpastian taktik Les Bleus selepas daftar terluka yang terus meningkat di tim, dengan beberapa pemain mengambil peran baru termasuk Antoine Griezmann.

Antoine Griezmann mengambil peran di posisi tengah dalam pertandingan Selasa kemarin melawan Australia dan ditugaskan untuk turun lebih dalam untuk memenangkan bola kembali serta mengatur serangan. Dan menurut Matteo Guendouzi, penyerang Atletico Madrid tersebut ialah seorang pemain serba bisa, yang bahkan menurutnya juga dapat dimainkan sebagai gelandang bertahan.

Baca Juga: Tampil Bagus Di Piala Dunia 2022, Gakpo Dilirik Beberapa Tim Top Eropa

“Dia merupakan sosok pemain yang dapat bermain di beberapa posisi, berkat kualitas serta kerja kerasnya. Antoine melakukan beberapa tekel yang sangat bagus, dia akan bisa bermain sebagai nomor 6,” ucap Guendouzi.

Selain itu, Guendouzi sendiri juga membahas Eduardo Camavinga, yang menurutnya tampil baik sebagai bek kiri pada pertandingan persahabatan antara tim Prancis B, yang terdiri dari para pemain pengganti, melawan klub Qatar Al-Markhiya pada Kamis kemarin (24/11/2022).

Upamecano Merasa Puas Akan Penampilan Pertamanya Di Piala Dunia

Upamecano Merasa Puas Akan Penampilan Pertamanya Di Piala Dunia  Upamecano mengatakan akan rasa puasnya selepas mencicipi Piala Dunia pertamanya bersama tim Prancis dengan kemenangan 4-1 atas Australia pada Selasa silam (23/11/2022) waktu setempat.

Prancis sendiri meraup kemenangan 4-1 atas Australia di pertandingan pertamanya di sesi penyisihan grup Piala Dunia pada hari Selasa. Dayot Upamecano tampil mengesankan di pertandingan tersebut dalam menjaga posisi pertahanan Les Bleus dan ia pun juga mengaku puas dengan penampilannya tersebut.

“Saya amat puas. Saya mengharapkan pertandingan besar. Saya amat senang dengan kemenangan pertama saya bersama tim dan yang terpenting, yang pertama di Piala Dunia. Kami harus terus seperti itu. Kami akan beristirahat untuk bersiap bertempur dengan Denmark,” ucap Upamecano.

Baca Juga: Gavi Menjadi Pencetak Gol Termuda Selepas Pele

Les Bleus pernah tertinggal dulu lewat gol Craig Goodwin di menit ke-9, tapi dapat bangkit untuk mencetak dua gol dalam selang lima menit lewat Adrien Rabiot serta Oliver Giroud. Di sesi kedua mereka menambah dua gol lagi lewat Kylian Mbappe dan Giroud untuk merampungkan pertandingan dengan kemenangan 4-1. Menurut Upamecano, kelengahan Les Bleus di sesi pertama terjadi sebab mereka memerlukan sedikit waktu untuk masuk ke dalam permainan.