Kandidat Pelatih Pengganti Unai Emery di Arsenal

Kandidat Pelatih Pengganti Unai Emery di Arsenal

Onestopfootball.net – Unai Emery sudah berada di tahun terakhir kontraknya sebagai pelatih Arsenal. Manajemen Arsenal belum menyodori perpanjangan kontrak kepada Unai Emery. Padahal, Emery sudah memasuki tahun terakhir kontraknya sebagai pelatih The Gunners. Spekulasi muncul bahwa Arsenal bakal mendepak Emery akhir musim ini. Namun, potensi pemecatan juga terbuka apabila performa Granit Xhaka dan kawan-kawan tak sesuai ekspektasi.

Target Arsenal adalah finis empat besar di Liga Inggris musim ini, agar tiket ke Liga Champions musim depan bisa diamankan. Bila itu yang terjadi, sesungguhnya tawaran perpanjangan kontrak pun belum tentu diberikan klub London Utara itu kepada Emery.

Mungkin apabila The Gunners meraih satu trofi baru, manajemen bakal memberi pengecualian. Sebab, Arsenal memang amat ingin menambah koleksi di lemari pialanya. Spekulasi lain menyebut bahwa Arsenal sebenarnya tidak berencana memperpanjang kontrak pelatih asal Spanyol tersebut. Itu terlihat sejak awal saat Emery hanya diberikan kontrak dua tahun. Beberapa nama pun muncul sebagai calon pengganti Emery di kursi pelatih Arsenal. Berikut daftar pelatih yang berpotensi jadi suksesor Emery, seperti yang telah kami rangkum dibawah ini :

Massimiliano Allegri
Menyusul kepergian Arsene Wenger, setiap penggemar Arsenal di luar sana ingin Massimiliano Allegri mengambil alih Arsenal. Tetapi, sayangnya itu tidak juga terwujud. Namun, dengan status pelatih asal Italia itu sekarang sebagai pengangguran, kans Allegri merapat mulai terbuka. Allegri sendiri amat berhasrat melatih klub Liga Inggris.

Rekam jejak Allegri sebagai pelatih Juventus dan AC Milan patut dikedepankan Arsenal. Allegri juga senang memakai pemain muda, dan cocok dengan filosofi yang diterapkan Arsenal sejak lama.

Baca Juga : Pemain Yang Hanya Bermain Di Satu Club Saja

Jose Mourinho
Jose Mourinho menjadi manajer Arsenal akan menjadi salah satu kesepakatan paling kontroversial dalam sejarah sepak bola Inggris. Tapi, The Gunners mungkin perlu pelatih seperti Mourinho. Pelatih asal Portugal itu dikenal bertangan dingin, bukan hanya di kompetisi domestik, tapi juga di Eropa dengan sederet trofi bergengsi yang pernah dia raih. Yang menarik, Mourinho pernah menangani dua rival Arsenal, Chelsea dan Manchester United.

Status itu mungkin bisa dikesampingkan demi kepentingan klub. Suporter Arsenal juga terbelah dalam menghadapi rumor Mourinho ini, mengingat gaya, sikap, dan kepribadian pelatih berusia 56 tahun ini.

Laurent Blanc
Laurent Blanc tidak melatih sejak 2016 atau setelah dia meninggalkan Paris Saint-Germain (PSG). Tiga tahun menangani PSG, Blanc dinilai sukses.

Total 11 trofi dia menangkan ketika membesut klub berjulukan Les Parisiens tersebut. Torehan itu bisa menjadi dasar Arsenal merekrut Blanc, mengingat dia juga pelatih dengan ide-ide yang jelas. Selain itu, The Gunners dikenal doyan memboyong pemain asal Prancis. Fakta Blanc berasal dari Prancis membuat peluang menggaet bintang-bintang Les Bleus terbuka lebar.

Pemain Yang Hanya Bermain Di Satu Club Saja

Pemain Yang Hanya Bermain Di Satu Club Saja

Onestopfootball.net – Adalah cerita langka saat seorang pemain sepak bola menghabiskan seluruh kariernya di satu klub. Karena itu, benar adanya bila pemain-pemain tersebut dipuji karena kesetiaan dan komitmen mereka, terutama ketika pengabdian diuji dengan uang, minimnya prestasi dan bahkan degradasi.

Francesco Totti, Paolo Maldini, dan Gary Neville adalah contoh kecil pemain-pemain profesional yang setia memperkuat salah satu klub. Kesetiaannya terhadap klubnya masing-masing menjadi suatu hal yang patut untuk dihormati.

Mereka ada di tengah godaan pundi-pundi uang yang seharusnya bisa didapatkan sesederhana berganti seragam. Loyalitasnya yang tanpa batas ini membuat mereka mendapatkan tempat di hati para penggemar. Kali ini kita akan bahas pemain satu klub terbaik yang pernah dan/atau masih bermain di Bundesliga. Langsung saja kita bahas dibawah ini mengenai pemain yang hanya bermain di satu club saja di Bundesliga :

“Mr. Hannover”
Adalah panggilan dari penggemar Hannover untuk legenda mereka, Steve Cherundolo. Ia mencatatkan rekor klub dengan 302 penampilan selama 15 tahun sebagai pemain dan mendapat julukan ‘Walikota Hannover’

Yang menarik dari rekam-jejak Cherundolo di Hannover adalah fakta bahwa kelahiran 19 Februari 1979 tersebut ialah seorang warga negara Amerika Serikat. Lahir di Rockford, Illinois, 40 tahun lalu Cherundolo pertama kali bergabung dengan Die Roten pada musim 1999/00.

Pada tahun 2013, Cherundolo resmi mentasbihkan dirinya sebagai pemain yang paling lama menjalani karier di Bundesliga. Pada 19 Maret 2014, “Dolo” mengumumkan pengunduran dirinya dari sepak bola dengan “kegagalan untuk pulih dari cedera lutut jangka panjang” sebagai alasan utamanya meninggalkan permainan.

“Fair” Marco
Marco Bode. Ia adalah seorang pesepak bola satu klub sejati. Mantan pemain timnas Jerman kelahiran 23 Juli 1969 tersebut menghabiskan seluruh karier profesionalnya bersama Werder Bremen.

Ia bermain sebagai winger kiri dan juga penyerang. Bode juga dikenal karena permainan fair yang membuatnya hanya sepuluh kali masuk buku catatan pengadil lapangan selama keseluruhan kariernya di Bundesliga dan tidak pernah dikeluarkan dari lapangan.

Rick-Rock
Lahir dan besar di Dortmund, Lars Ricken bergabung dengan klub lokal BV Borussia pada usia yang masih sangat muda dan memulai debutnya di Bundesliga pada 8 Maret 1994. Mulai pada musim dan tahun tersebut serta seterusnya ia terpilih masuk sebagai tim utama.

Selama 15 tahun kariernya bersama Die Borussen ia telah tampil sebanyak 301 kali dengan torehan 49 gol ke gawang lawan. Yang paling berkesan adalah saat ia menjadi pahlawan untuk Dortmund dengan mencetak gol jarak jauh di final Liga Champions UEFA musim 1996/97 melawan Juventus.

Gol tersebut juga dinobatkan sebagai gol tercepat pemain pengganti di pagelaran final, setelah hanya membutuhkan 16 detik setelah masuk ke lapangan. Bersama timnas Jerman Ricken telah tampil di Piala Dunia 2002 dan Piala Konfederasi 1999.

Baca Juga : Mengenal Robert Skov Dari Hoffenheim

The Loyal One
Bisa dikatakan satu-satunya figur yang tidak hanya menghabiskan karier bermainnya bersama satu klub, tetapi juga mengabdikan dirinya juga untuk melatih klub yang sama.

The Loyal One pantas disematkan kepada Thomas Schaaf. Lahir 30 April 1961, Schaaf adalah pensiunan sepakbola Jerman yang bermain sebagai pemain bertahan sepanjang kariernya, dan juga manajer untuk Die Werderaner selama 14 tahun. Dia mulai melatih tim pada tahun 1999 dan mengundurkan diri pada tahun 2013, menjadi salah satu pelatih yang terlama mengabdi di Bundesliga.

Susi
Dijuluki “Susi” di awal kariernya karena rambutnya yang panjang, Michael Zorc mengabdikan seluruh waktunya bersama Borussia Dortmund, dengan selalu tampil di hampir 600 pertandingan kompetitif
dalam 17 musim! Ia melanjutkan kesetiaannya dengan mengisi posisi direktur olahraga Der BVB.

Lahir di Dortmund, Zorc memainkan 463 pertandingan Bundesliga untuk klub yang bermarkas di Westfalenstadion tersebut antara tahun 1981 sampai 1998, yang juga statistik tersebut adalah rekor bagi klub. Ia juga menjadi kapten tim utama selama bertahun-tahun. Selain itu dia adalah pencetak gol terbanyak kedua sepanjang masa Die Borussen dan dikenal dengan kemampuan eksekusi penaltinya yang luar biasa.

Dia memainkan debut profesionalnya pada 24 Oktober 1981 dalam kekalahan tandang 0-2 melawan SV Werder Bremen. Ujung karier Zorc juga diwarnai kesuksesan, karena Dortmund dua kali dimahkotai juara nasional, serta memenangkan Liga Champions UEFA musim 1996/97 dan Piala Intercontinental.

Selain yang tersebut sebelumnya masih ada beberapa nama seperti Sepp Maier yang menghabiskan 18 tahun waktunya bersama Bayern München, kemudian Berti Vogts dengan Gladbach selama 14 tahun,
dan terakhir Fritz Walter dengan waktu 22 tahun bersama 1. FC Kaiserslautern.

Mengenal Robert Skov Dari Hoffenheim

Mengenal Robert Skov Dari Hoffenheim

Onestopfootball.net – Hoffenheim sama sekali tidak membuang waktu mereka untuk bereaksi terhadap hilangnya Joelinton pada transfer musim panas lalu dengan memboyong Robert Skov. Memecahkan rekor Superligaen Denmark untuk gol terbanyak dalam satu musim -30 gol dalam 34 pertandingan- performa Skov jauh meningkat di atas musim lalu. Winger kanan kelahiran Marbella, Spanyol 20 Mei 1996 tersebut melakukan debut profesionalnya saat berusia 17 tahun bersama Silkeborg sebelum bergabung dengan Copenhagen pada Januari 2018.

Ia mendapatkan kaps senior pertamanya untuk Denmark di kualifikasi UEFA Euro 2020 pada Juni 2019 lalu. Pengguna kaki kiri dengan tinggi 185 cm ini sebelumnya mewakili negaranya di level U-18, U-19 dan U-21, serta pada Olimpiade Musim Panas 2016. Catatan lainnya adalah Skov berhasil menorehkan 36 gol dan 20 assist dalam 101 penampilan Superligaen untuk Silkeborg dan Copenhagen. Berikut dibawah ini akan kami bahas mengenai robert skov pemain hoffenheim yang menjadi inti lini penyerangan :

Gaya Bermain
Skov dikenal dan dijuluki oleh pengamat sepak bola dengan sebutan “Bale-nya Denmark.” Persamaan pemain bernomor punggung 29 tersebut dengan pemain Real Madrid itu sangat mencolok, dan bukan
hanya karena kaki kiri Skov yang berbisa; ia memiliki kecepatan dan keterampilan menggiring bola yang mumpuni, belum lagi dengan penglihatan tajam terhadap titik di mana tidak ada penjaga gawang yang mampu membaca dan mengantisipasi tembakannya.

Selain itu, meskipun kaki kirinya adalah senjata pamungkasnya dalam urusan mencetak gol, kaki kanannya juga cukup efektif seraya menciptakan peluang dan juga dalam pengontrolan bola. Dia adalah penyerang sayap yang terampil dan dikenal mahir dalam mengelabui bek lawan dengan menggiring bola melewati mereka. Dia juga mampu mencetak banyak gol dan menciptakan banyak assist.

Baca Juga : Perjalanan Karier Dari Bastian Schweinsteiger

Tidak hanya itu, sihir bola mati Skov juga tidak ada duanya. Dari 30 golnya pada musim lalu, delapan di antaranya berasal dari tendangan bebas langsung, sementara empat lainnya dilepaskan dari luar area penalti.

Alexander Rosen, selaku direktur olahraga Hoffenheim menyebut Skov sebagai pemain berteknik luar biasa yang memiliki kaki kiri paling berbahaya di Bundesliga saat ini. Kapanpun ia berada di area penalti
di lawan, dia adalah ancaman dan momok menakutkan bagi pertahanan lawan.

Tahukah Kamu?
Begitu berbahaya dan seringnya Skov mencetak gol dari bola mati membuat Christian Eriksen -teman senegaranya di timnas Denmark- menyatakan bahwa Robert Skov akan mengambil alih tugasutama sebagai pengambil tendangan bebas nomor satu untuk tim nasional Denmark menggantikannya.

Robert Skov memiliki saudara kandung yang juga pemain sepak bola profesional, Frederik Skov. Walaupun sangat disayangkan kariernya tidak segemilang Robert, karena Frederik sudah mengakhiri karir sepak bolanya pada Juli 2013 lalu di FC Djursland, sebuah klub asal Denmark yang berkompetisi di sana.

Perjalanan Karier Dari Bastian Schweinsteiger

Perjalanan Karier Dari Bastian Schweinsteiger

Onestopfootball.net – Schweinsteiger akhirnya memutuskan gantung sepatu. Pesepakbola asal Jerman itu mengakhiri kariernya sebagai pemain setelah 20 tahun menghabiskan waktunya di lapangan hijau. Dalam sepanjang kariernya, Schweinsteiger merupakan pesepakbola yang sukses. Ia pernah memperkuat tiga klub di level senior yakni Bayern, Manchester United dan Chicago Fire. Schweinsteiger juga merasakan kesuksesan besar saat memperkuat timnas Jerman. Ia berhasil menjuarai Piala Dunia 2014 dan membuat 121 penampilan untuk Die Mannschaft.

“Mengucapkan selamat tinggal sebagai pemain aktif membuat saya merasakan sedikit nostalgia. Tetapi saya juga menantikan tantangan menarik yang segera menanti saya,” katanya.

“Saya akan tetap setia pada sepakbola. Terima kasih banyak atas waktu yang saya habiskan bersama. Saya akan selalu memiliki tempat untuk kalian di hati saya”

Schweinsteiger termasuk salah satu pemain yang dikagumi kawan maupun lawan. Ia memutuskan pensiun dalam usia 35 tahun. Lalu, seperti apa perjalanan karier Basti? Simak dalam rangkuman yang akan membahas mengenai perjalanan karier Bastian Schweinsteiger berikut ini.

Bayern Munchen
Schweinsteiger merupakan produk akademi Bayern Munchen. Ia menembus skuat utama pada 2002 ketika berusia 18 tahun. Ottmar Hitzfeld adalah pelatih yang memberikan debut kepada Schweinsteiger. Gelandang asal Jerman itu mampu menunjukkan performa yang gemilang.

Pada musim debutnya, Schweinsteiger berhasil mengantarkan Bayern memenangkan Bundesliga dan DFB-Pokal. Setelah itu, Schweinsteiger menjadi bagian dari kesuksesan Bayern selama bertahun-tahun. Puncak kesuksesan Schweinsteiger tentu saja terjadi pada tahun 2013. Saat itu, ia berhasil membawa Bayern menorehkan sejarah dengan menjadi tim Jerman pertama yang memenangkan treble.

Selama membela Bayern, Schweinsteiger memenangi delapan gelar Bundesliga dan tujuh piala Jerman serta Liga Champions 2013. Selain itu, ia juga mencatatkan 500 penampilan dengan mencetak 68 gol untuk tim Bavaria. Schweinsteiger membela skuat utama Bayern Munchen selama 13 musim. Pada 2015, Schweinsteiger memutuskan bergabung dengan Manchester United.

Manchester United
Setelah meraih segalanya di Jerman, Schweinsteiger memutuskan untuk mengambil tantangan baru di Premier League. Ia bergabung dengan Manchester United dan bereuni dengan Louis van Gaal di Old Trafford.

Kedatangan Schweinsteiger disambut gembira oleh pendukung Setan Merah. Sebab, gelandang asal Jerman itu diharapkan bisa mendongkrak prestasi MU dengan pengalamannya. Sayangnya, karier Schweinsteiger di Inggris tidak berjalan sesuai rencana. Performa pesepakbola berusia 35 tahun itu menurun karena cedera yang dia alami.

Kendati demikian, Schweinsteiger menjuarai FA Cup pada musim 2015/2016. Itu merupakan satu-satunya gelar yang diraihnya saat berkostum Setan Merah Schweinsteiger kemudian terbuang dari skuat utama di bawah asuhan Jose Mourinho. United akhirnya mempersilakan Schweinsteiger untuk meninggalkan klub pada Maret 2017.

Baca Juga : Beberapa Alasan Mengapa Barcelona Masih Butuh Neymar

Chicago Fire
Gagal bersinar bersama Manchester United, Schweinsteiger kemudian hijrah ke Amerika Serikat. Ia bergabung dengan klub Major League Soccer (MLS), Chicago Fire. Schweinsteiger menghabiskan waktunya di MLS selama tiga musim. Setelah mencatatkan 92 penampilan dan mengemas delapan gol, Schweinsteiger akhirnya memutuskan untuk gantung sepatu.

Timnas Jerman
Schweinsteiger juga merupakan pemain timnas Jerman. Ia melakukan debutnya di level internasional saat menghadapi Hungaria dalam pertndingan persahabatan pada 2004. Schweinsteiger punya 121 caps dan menyumbang 24 gol. Catatan itu menjadikannya sebagai pemain dengan jumlah penampilan terbanyak keempat untuk negaranya.

Setelah hanya mampu membawa Die Mannschaft di posisi ketiga pada Piala Dunia 2006 dan 2010, Schweinsteiger akhirnya sukses mengangkat trofi Piala Dunia 2014 di Brasil. Suami dari mantan petenis Ana Ivanovic itu memutuskan pensiun dari timnas Jerman usai Euro 2016 di Prancis.

Beberapa Alasan Mengapa Barcelona Masih Butuh Neymar

Beberapa Alasan Mengapa Barcelona Masih Butuh Neymar

Onestopfootball.net – Barcelona pernah merasakan kesuksesan besar dengan trio MSN. Sekarang mereka kesulitan untuk menemukan kombinasi penyerang seperti itu lagi. Lionel Messi, Luis Suarez dan Neymar membentuk trio yang biasa disebut MSN. Trisula maut ini sangat ditakuti karena sangat produktif menjebol gawang lawan. Namun, trio MSN ini pada akhirnya bubar pada tahun 2017. Neymar memutuskan hengkang ke PSG dengan status pemain termahal dunia.

Barcelona kemudian menggantikan Neymar dengan Ousmane Dembele dan Philippe Coutinho. Namun, performa kedua pemain tersebut justru tidak sesuai harapan. Kedatangan Antoine Griezmann pada musim panas sepertinya juga belum menjadi solusi. Kepergian Neymar bisa dibilang merupakan kehilangan besar buat Barcelona. Barcelona harus bereuni kembali dengan pemain asal Brasil itu. Berikut ini akan kami bahas mengenai beberapa alasan mengapa Barcelona masih butuh Neymar seperti dilansir dari berbagai sumber :

Lini Serang Kesulitan
Pada era MSN, apakah ada tim yang bermimpi mengejar defisit 3 gol untuk menyingkirkan Barcelona dari Liga Champions? Dengan trio MSN, Barcelona bahkan bisa melakukan comeback luar biasa saat melawan PSG di Camp Nou.

Namun saat ini, Blaugrana kesulitan untuk mencetak gol. Bahkan, mereka bermain tanpa gol tiga kali dari tujuh pertandingan pada musim ini. Meskipun, masih terlalu dini untuk mengeluh tetapi Barcelona biasanya bukan tim yang kesulitan untuk mendapatkan gol.

Merekrut kembali Neymar bisa membantu mengembalikan ketajaman Suarez dan magis Messi. Trio MSN yang baru tentu bisa membuat Barca menjadi tim yang paling ditakuti di benua Eropa lagi.

Kurangi Beban Messi
Setelah Barcelona disingkirkan Liverpool di ajang Liga Champions musim lalu, beberapa penggemar ada yang menyalahkan Lionel Messi dan mempertanyakan kontribusinya. Tapi, mereka lupa bahwa dia adalah pemain terbaik mereka sepanjang musim.

Selain itu, sejak kepergian Neymar ke PSG pada musim panas 2017, Messi menjadi satu-satunya pemain yang membimbing mereka menuju kesuksesan. Sayangnya, Messi adalah manusia dan semua manusia memiliki kekurangan.

Ketika Messi tidak dalam permainan terbaiknya, Barcelona selalu tampak tidak berdaya dan tidak bersemangat. Memulangkan Neymar bisa sedikit mengurangi beban Messi. Neymar bisa menjadi pembeda ketika Messi tak bersinar.

Baca Juga : Pemain Hebat Madrid Yang Membuat Zidane Pusing

Kembalikan Sihir MSN
Selama era MSN, trio penyerang Messi, Suarez dan Neymar sangat menyenangkan untuk ditonton. Mereka mencetak banyak gol dengan cara yang sangat mudah. Tapi saat ini, mereka bertiga punya pengalaman yang mengerikan pada musim lalu.

Selain Messi, tak satu pun dari dua anggota trio MSN yang bisa bangga dengan performanya pada musim lalu. Merekrut kembali Neymar pada akhirnya bisa menemukan kepingan yang hilang di lini depan Barcelona.

Neymar juga tidak bisa mengulagi performa impresifnya seperti di Camp Nou setelah pindah ke PSG. Neymar sepertinya merindukan kedua rekannya tersebut dan menyatukan mereka kembali bisa mengembalikan kejayaan Barcelona.

Liga Champions
Selama kesuksesan terakhir Barcelona di Liga Champions, Neymar mempunyai peran yang besar. Bahkan, pemain Brasil itu memainkan peran penting dalam kemenangan 3-1 atas Juventus di final. Namun setelah kepergiannya, Blaugrana kesulitan di Liga Champions, terutama pada babak sistem gugur.

Pada musim 2017/2018, Barcelona disingkirkan Roma setelah unggul di leg pertama. Musim lalu tidak lebih baik karena mereka didepak Liverpool dengan cara yang lebih buruk.

Merekrut kembali Neymar bisa menentukan kesuksesan Barcelona di Liga Champions. Bersama Neymar, Barcelona bukan hanya sukses di Eropa tetapi mereka bisa meraih treble.

Trio Ronaldo-Higuain-Dybala Di Juventus Belum Siap

Trio Ronaldo-Higuain-Dybala Di Juventus Belum Siap

Onestopfootball.net – Beberapa waktu lalu, Maurizio Sarri selaku pelatih Juventus pernah mengungkapkan keinginannya memainkan Cristiano Ronaldo, Paulo Dybala, dan Gonzalo Higuain secara bersamaan. Namun baru-baru ini, ia menegaskan bahwa paket trio tersebut belum siap.

Sarri nampak sudah menemukan jawaban soal trio penyerangnya beberapa pertandingan awal. Pada kesempatan tersebut, ia terus menurunkan Douglas Costa, Gonzalo Higuain, dan juga Cristiano Ronaldo untuk menjadi trisula mautnya.

Namun rencananya harus diubah menyusul cederanya Douglas Costa beberapa pekan lalu. Sarri kemudian mencoba beberapa pemain seperti Federico Bernardeschi, Paulo Dybala, dan bahkan Juan Cuadrado yang sebelumnya diproyeksi sebagai bek kanan musim ini.

Sebelum menghadapi SPAL pada akhir pekan kemarin, Sarri berujar bahwa dirinya tertarik untuk menggunakan trio Dybala, Ronaldo, dan juga Higuain. Namun publik dibuat bingung karena hanya Dybala serta Ronaldo yang diturunkan di laga tersebut.

Belum Bisa Dimainkan Bersamaan
Publik tentu penasaran dengan hasil racikan Sarri dengan ketiga penyerang tersebut. Bagaimanapun juga, mereka adalah penyumbang terbesar gol Bianconeri dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.

Sarri pun dicecar pertanyaan seputar trio tersebut saat menghadiri konferensi pers jelang laga pekan kedua Liga Champions kontra Bayer Leverkusen. Kepada awak media, ia mengungkapkan bahwa ketiganya masih belum siap dimainkan secara bersamaan.

“Itu adalah saran yang sangat indah, namun kami masih belum cukup seimbang. Untuk sekarang, kami hanya bisa mencoba solusi ini dalam beberapa bagian dalam pertandingan,” ujar Sarri seperti yang dikutip dari Football Italia.

Baca Juga : Pemain MU Yang Mengecewakan Solskjaer

Enggan Meremehkan Leverkusen
Di kesempatan yang sama, Sarri juga memberikan kode akan melakukan rotasi pemain saat menghadapi Leverkusen. Namun ia mengaku masih belum tahu siapa yang bakalan ditepikan dari pertandingan tersebut.

“Saya tak tahu siapa yang bakalan beristirahat. Kondisi fisik kami sedang bertumbuh, namun kondisi mental juga ada hubungannya,” lanjutnya.

Mantan pelatih Chelsea itu sendiri enggan meremehkan kualitas yang dimiliki oleh Leverkusen saat ini. Sampai-sampai, ia enggan memikirkan laga kontra Inter Milan di ajang Serie A yang berlangsung beberapa hari setelahnya.

“Laga ini akan menjadi kontes yang sangat berat dan akan menjadi kesalahan yang luar biasa jika memikirkan hal lain di luar esok hari. Di kompetisi ini, sejumlah insiden bisa menjadi krusial,” tandasnya.